Ada rasa kebahagiaan, karena tinggal
menghitung minggu, tepat 3 minggu lagi, praktek magang yang aku jalani
insyaAllah selesai. Ada rasa haru, serasa waktu berlalu cepat. Ada rasa sedih karena harus mengulang kembali sebuah lembaran, awal
semester baru. Mungkin tepatnya ini adalah rasa takut, takut memulai, perasaan
takut yang seringkali menyusup dari segala celah pada diri yang kadang masih
lemah iman. yang jelas, semua menjadi satu.
Ya Rabbi.. ku bertasbih menyebut nama-Mu,
bersujud dalam buliran air mata.. bersyukur, atas nikmatMu yang tak henti Kau
berikan pada diri yang masih jauh dari sempurna, yang kadang lupa akan
kewajiban2 akhirat dan masih seringkali pusing memikirkan dunia, lupa berzikir
kepadaMu, lupa menyebut AsmaMu, padahal diri ini milikMu, dunia ini , bumi ini,
semuanya kepunyaanMu. Lupa bahwa cepat atau lambat, aku akan kembali kepadaMu..
Allah.. terima kasih.. terima kasih atas semua berkah yang Engkau berikan. Atas detak
jantung dan hembusan nafas untuk mengagungkan segala kebesaranMu, atas
penglihatan untuk mentafakuri segala keindahan kuasaMu. Atas pendengaran untuk
merasakan nikmatNya lantunan ayat-ayat suciMu. Atas perasaan cinta, cinta yang
tak akan pernah mati , cinta seorang hamba yang sangat merindukan pemilikNya.
Sahabat..
Hidup di negara tanpa adzan memang lah tidak
mudah. Teringat pesan seseorang dalam penghijrahan
ini : “tetaplah semangat nak, Allah selalu bersamamu, jika kamu baik, ikhlas
dalam berbuat sesuatu yg baik kepada setiap orang, maka kau akan merasakan
upahnya kembali, baik secara langsung ataupun tidak langsung.” Ucapannya teringat
kembali, saat aku mulai magang. Saat
ini, aku di bimbing oleh 2 orang pembimbing yang rasanya seperti keluarga. Seperti
ayah dan kakak. Ku coba ikhlas dalam memulai, meskipun ga jarang rasa jenuh
muncul lagi J
Selama ini, termasuk di tempat magang, Alhamdulillah
aku selalu diberi kebebasan untuk melakukan istirahat kapanpun aku mau. Biarpun
ga jarang banyak kerjaan, waktu untuk shalat selalu ada, memang pasti ada.
Untuk amalan pertama yang akan di pertanggung jawabkan di alam kubur saat kita
kembali padaNya. Di tempat magangku, disediakan juga sebuah
Ruheraum yang bisa di kunci sendiri. Jadi ga ada yang mengganggu. Kadang memang
harus nunggu karna ruangannya dipakai orang, tapi ga akan lama. Ruheraum ini
lebih mirip ruangan ganti baju + UKS. Didalamnya tersedia wastafel yang bisa
digunakan untuk berwudhu.
Perasaan
bersemangat untuk bertemu sang Pencipta hadir seketika , apalagi bisa berduaan
menuju Ridho dan rahmat Nya. Tapi tak dipungkiri sahabat..
Perasaan rindu,
rindu suara adzan, rindu shalat berjama’ah , rindu diingatkan shalat ketika
urusan dunia yg tak henti-henti datang.. rindu suara lantunan ayat-ayat Al-Qu’ran
sebagai pengganti musik2 di radio di lab, rindu akan doa-doa dari sahabat yang
merindukan sahabatNya, rindu akan kebersamaan iman meraih cinta dan kasih
sayangNya..
Rindu..
rindu..rindu.. rindu itu selalu datang.
Hanya doa
yang bisa terucap, semoga langkah kita untuk mengakhiri sebuah awal dengan
ikhlas dimudahkan, semoga tanggung jawab kepada orang-orang yang telah lamaa
kita tinggalkan di tanah air bisa terlaksana, semoga hasil yang kita dapat
tidak mengecewakan, semoga segala kewajiban tidak terlewatkan, semoga zikir,
tilawah, dan ilmu islam tidak di sampingkan.. dan.. semoga waktu yang kita
habiskan tidaklah selalu untuk dunia semata, dan semoga dalam setiap detik kita
tidak pernah lupa bahwa selalu ada pengawasan dari yang punya..
Semoga kita
semua bisa bersatu menuju hingga berkumpul dalam JannahNya.
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah
kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan
dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan
dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu
melewati batas." (Q.S Al-Kahfi : 28)
*noted to my self * J
Mannheim, 28.11.2014.