Assalamualai’kum wr.wb,
Duhai malaikat penghias
surga, bagaimana kabarmu?
Rasanya sudah lama sekali
aku tak berbicara lewat sebuah kalam kepadamu,
sekedar memberi kabar, bahwa putri mu ini berada dalam keadaan sehat
wal’afiat dan insyaAllah selalu dalam lindungan Allah SWT.
Ma, ku harap air mata
yang pernah bahkan seringkali ku hadirkan di wajah halusmu itu kini telah
berganti dengan untaian demi untaian senyuman. Ku harap, apa yang saat ini
aku capai dapat membuat wajah yang
selalu kau hiasi wudhu itu kini semakin bercahaya. Bukan dengan maksud dunia
semata, melainkan aku pinta senyum itu sebagai symbol, semoga Allah selalu
meridhai langkah ku disini, langkah perjuangan mengawali sebuah kehidupan baru
seperti saat kau berjuang membawaku ke dunia, mendidikku dan membesarkanku
dengan kelembutan dan keikhlasanmu.
Ma.. ku harap, hati yang dulu sering aku sakiti kini telah menemukan
obatnya. Raga yang sampai saat ini masih belum bisa berdekapan, jiwa yang
terpisah diantara dua benua, semoga masih bisa terikat satu dalam ikatan doa di
setiap sujud menghadapNya. Duhai malaikatku, semoga cahaya cinta di hati kita, cahaya
cinta atas cinta kita kepadaNya, tak pernah redup meski zaman semakin berubah,
semoga kita tetap istiqomah.
Ma, lewat selembar kertas putih ini, ingin sekali aku berterima kasih
kepada mama. Terima kasih telah mengizinkanku berada di negara 4 musim ini.
Meski aku tau beratnya perasaan mama meninggalkan seorang putri manja berkelana
ke sebuah negeri baru, yang aku sendiri saat itu belum tau seluk beluk
kehidupan orang-orang di dalamnya. Meski aku tau hati mama saat itu sakit, sama
seperti yang aku rasakan, memohon maaf kepada sang Ilahi, bersama sang hati,
bila hari itu harus menjadi pertemuan terakhir kita. Bertanya-tanya dalam
keraguan , apakah ini pilihan yang terbaik.
Ibunda ku yang ku sayangi, terima kasih atas kepercayaan itu. Satu
kepercayaan yang mampu mengalahkan keraguan dan kebimbangan dalam hati.
Karenamu ma, aku berani, karena mu aku selalu bersemangat menggapai cita-citaku
dalam mencicipi kebesaran ilmuNya. Di sebagian tanah milikNya yang keindahannya
mampu membuat ku tak henti mengucap asma Nya. Keajaiban kepercayaan itu membuat ku
yakin, bahwa aku masih berada di bumi Allah dan setiap langkahku, tidak ada
satupun yang luput dari pandangan Nya.
Terima kasih mama.. terima kasih.. terima kasih atas setiap kata yang
terucap dari bibirmu, setiap ayat yang kau lantunkan, yang atas kuasaNya mampu
membuatku tegar dan berdiri kembali, seakan masalah-masalah kehidupan perlahan
mundur , berbalik arah menjadi manisnya pengalaman. Terima kasih atas setiap
perhatianmu ma, atas setiap tetesan keringat dan jerih payahmu menghidupiku di
negara putih ini. Yang dengan keridhaanmu mampu menyulap dinginnya sang salju
menjadi sehangat surga.
Terima kasih duhai matahariku.. Rasa sayang di hati ini, rasa terima kasih
yang tak terbilang, tak akan pernah mampu menggantikan perjuangan mu, ma. Ibuku
yang terkasihi, izinkanlah doa-doa dari kesucian hatimu terus mengalir di
setiap aliran darahku. Izinkan aku menyelesaikan tanggung jawabku untuk
menyelesaikan langkah-langkah hidup baruku, izinkan aku pada waktunya bersimpuh
di hadapanmu, di surga Nya, di telapak kakimu.. menghapus air mata masa lalu itu, mengukir senyuman penghapus
peluh.
Atas semua pengobanan suci atas nama seorang ibu, izinkan kami berdua
bersatu kembali di JannahMu, duhai Rabbku, Kekasih hatiku..
Semoga mama senantiasa di
limpahkan kebahagiaan oleh Allah SWT.
Wassalamualaikum wr.wb
Putrimu yang menyayangimu
~
Mannheim, Jerman,
26.12.2014