Assalamualaikum wr wb, sahabat2ku di belahan
bumi , dimanapun sahabat berada..
Jujur aja dua hari ini, aku sempat takut keluar rumah karena suatu hal yang baru-baru aja terjadi. Sebenernya, ga terlalu penting
untuk diceritakan. Tapi, bukankah sudah seharusnya sama2 saling memperingati dan sama-sama belajar?
Kemarin siang, aku yang memang selalu keluar
rumah mepet dengan jadwal tram ke arah kota, lagi-lagi ketinggalan karena aku
masih suka lupa kalau di satu halte setelah rumah lagi ada perbaikan jalan
tram, jadi jadwal tram ke arah Rheinau yang melewati pusat kota itu dimajukan satu
menit, karena di halte itu, tram tidak bisa berjalan cepat. Jadilah aku
ketinggalan satu menit yang sangat bermakna itu. karena kalo bukan mepet , kalo ngga lari-lari, bukan putri namanya :D
Karena tidak lama datang tram ke arah sebaliknya,
tanpa pikir panjang aku naik saja. Karena aku juga harus ke bank untuk mengurus
suatu hal. Setelah selesai, di
halte dekat bank itu aku masih harus menunggu kira-kira 6 menit lagi. Aku duduk
dan membaca sesuatu di tabku krna ada hal yg belum aku selesaikan. Tak lama,
datanglah seorang pemuda dengan sepeda . dan tasbih di tangannya. Ia yang juga
menunggu tram, duduk dengan beberapa jarang di sebelahku. Aku di sana hanya
bisa terkagum dalam hati, karena ia terus menyebut asma Allah sambil memegang
tasbihnya.
Tanpa
aku sadari, ternyata ia memperhatikan juga apa yang sedang aku baca dan
mengomentarinya. Singkat nya, ia menanyakan namaku. Aku hanya menjawab dengan
singkat. Lalu ia pun memperkenalkan diri, sampai... ia menyebutkan :
„Mein
Name ist H. Ich wohne hier mit meinem Vater, meine Mutter, und .. ich bin noch
nicht verheiratet,“ (Namaku H. Aku tinggal disini bersama keluarga dan.... aku
belum menikah *masih single*)
Aku
cukup kaget mendengar pertanyaannya. Karena aku sama sekali tak bertanya
tentang hal itu. Dan juga, aku pernah belajar, bahwa orang yang lahir dan
tinggal disini sangat tidak suka bila harus ditanya tentang statusnya. Sampai disini , aku mulai curiga, teringat
kejadian di Hannover dulu, aku panik, aku takut. Alhamdulillah tak lama, tram
pun datang. Aku naik di bagian tengah tram. Karena aku tau , penumpang dengan
kereta biasanya harus naik paling depan dengan space yg lebih besar.
Aku
pun kembali menyibukkan diri dengan membaca di tab ku. Baru aja aku duduk, aku
sadar dia menghampiriku dan duduk di kursi penumpang sebelah kananku. Aku
yang saat itu tambah takut, masih terus pura-pura membaca tanpa menoleh
sedikitpun. Sudah 4 halte terlewati, 5 menit, aku sadar bahwa seseorang
memperhatikanku, tapi aku tak punya keberanian sedikitpun untuk menoleh atau
sekedar melihat jalan. Aku terus membaca.. membaca.. walaupun sebenarnya
konsentrasi ku sudah buyar..
Hingga akhirnya….
“Hallo,
ini aku lagi” sapanya..
„eh,
maaf aku ga liat , tadi lagi baca“
„Kamu
kuliah di Mannheim?“ tanya nya..
„iya,
nih disini“ (sambil menunjuk kampusku, yang memang tepat saat dia bertanya,
tram sedang berhenti di halte kampus)
~~~aku
kesal sama diri sendiri. Kenapa aku harus kasih tau itu.. kenapa aku bisa
sepolos itu, apalagi ke orang yg baru aja dikenal.. ~~~
„Wah.. nice to meet you. Aku juga tinggal di deket sini .” jawabnya.
Tambah
takutlah aku.. gimana kalau aku besok-besok ketemu org ini lagi?
„kamu
mau kemana?“ tanyanya lg.
„mau
ke perpus..“ (kenapa harus aku jawab lagi L )
„Kalau
kamu mau, kita bisa ketemuan lg kapan2.. bisa jalan bareng“ tambahnya..
„Hm..
maaf tapi semester ini aku lagi sibuk banget. Banyak hal yang harus aku
selesaikan“ (walaupun ga tegas-tegas banget, tapi seengganya, aku bisa mengelak.
Tapi sayangnya ga sampai situ).
Ingin
rasanya cepat2 turun dari tram. Tapi udah terlanjur bilang mau ke perpus.
„Oh,
oke ga apa2. Tapi aku minta nomor hp kamu ya..“
Oke,
sampe disini.. aku ga terlalu memikirkan rasa takutku lagi.. berbalik menjadi
rasa sedih. Sedih membayangkan ia yang selalu melangkah dengan tasbih di
tangannya, dengan nama Allah di dadanya, sedih..karena ia seorang muslim.. Tapi
kenapa ia msh tak mengenal bagaimana islam memuliakan wanita...
Aku
pun memberikan nomor tab ku padanya, dengan harapan, semoga dia bisa sadar atas
kekhilafannya, bila memang dia berani menghubungiku lewat tlpn. Bukan.. bukan
aku yang menyadarkan, aku ingin dia sadar lewat Kalamullah.. lewat surat cinta
Nya yang maha dahsyat itu.
Sahabat,
aku jadi mikir, bukankah ngga ada yang salah dengan mencari jodoh? Menikah
memang sunah nabi yang sangat dianjurkan bahkan, ia adalah penyempurna agama..
Tapi, bukankah sebuah pernikahan haruskah di dasarkan cinta dan semata-mata
ridho kepada Allah SWT? Seperti sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam :
“Wahai generasi muda, barangsiapa
di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia menikah, karena ia
(menikah) dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa
belum mampu (menikah) hendaknya ia berpuasa, sebab ia (puasa) dapat mengendalikan
(hawa nafsu) mu.”
Lalu bagaimana kalo cara mencari jodohnya saja sudah salah.. minta nomor
hape, nanya ini itu, ngajak nge date pula .. Kenapa harus takut kalau semuanya
aja sudah tertulis di lauhul mahfudz..
Akhirnya, setelah orang itu tanya nomor
telepon, dia turun dari tram.. kenapa ga dari tadi ^^
Intinya, dari kejadian ini aku banyak belajar. Belajar untuk lebih
berhati-hati, dan belajar supaya rasa takut ku ini ga menjadi rintangan atau
bahkan melebihi rasa takutku kepada Allah SWT.
"Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pemeliharanya. Kalau Allah
menghendaki, niscaya dimusnahkan-Nya kamu semua wahai manusia! Kemudian Dia
datangkan (umat) yang lain (sebagai penggantimu). Dan Allah Mahakuasa berbuat
demikian" QS An Nisaa : 132-133
Jadi.. ga perlu juga sebenernya malah kirim pesan ke
sahabat2 rumahku kemaren dan sahabat2 lainnya :D ganggu aja. padahal ga
darurat2 bgt kan.. hehe..
Supaya ceritanya ga kemana2
, cukup sampai disini dulu ya.. Kepada sahabat2ku.. terutama yg perempuan,
tetap waspada ya. Ucapan ibu ada benarnya. Walaupun sudah bertahun2 di negara baru,
kalau belum tau seluk beluknya, tetap harus berhati-hati. And the last, don’t be panic or even afraid if you have to
face such situation. Because.. Innallaha ma ana J
Gute Nacht aus Mannheim.
10.04.15
No comments:
Post a Comment