Selamat sore sahabat,
saya kembali lagi. Alhamdulillah, akhir-akhir ini banyak
sahabat lama saya yang kembali menyapa, sahabat-sahabat lama yang dalam kurun
waktu bertahun2 tak terdengar kabarnya. tentu saja karena saya yang memang
seringkali menghilang karena banyak nya tugas2 dari sekolah dan TA(Tugas
Akhirat) :) yang saya harus jalani setiap harinya. Jujur saja, tali silaturahmi
yang kembali tersambung menambah semangat saya untuk bisa segera selesai kuliah
dan ingin kembali ke tanah air sesuai janji saya pada orang tua.
Mengingat banyak nya pertanyaan yang selalu jadi bahan
perbincangan, rasanya saya ingin berbagi pengalaman supaya bisa saling
mengingatkan lagi :) Salah satu pertanyaan yang selalu ada yakni :
"Put, kamu disana dapat beasiswa ya ?" yang
ini, saya hanya bisa mengaminkan ..
dilanjutkan dengan pertanyaan :
"Put , kamu kerja ga disana? kerja apa? gimana kerja
nya ? gimana cara mencari kerjanya ?"
Baiklah, kali ini akan saya mulai dari bawah, pekerjaan
apa saja yang pernah saya jalankan beserta manis pahitnya.
Pagi hari itu, ditengah bulan puasa di musim panas,
setiap sekitar pukul 3 atau 4 pagi hingga matahari terbit, dimana pada saat itu
pukul 3 pagi sudah subuh, saya harus memulai aktivitas baru. Bermodalkan sepeda
ungu dan gerobak kecil di belakangnya, saya bergegas menuju kawasan baru itu.
Koran-koran yang saya harus antarkan sebelum pukul 6 pagi sudah memanggil
meminta diantarkan kepada tuannya. Ya, inilah pekerjaan pertama yang saya dapat
semenjak saya berada di negara baru ini. menjadi Zeitungausträgerin atau bahasa
kerennya loper Koran.
Dengan cepat saya pindahkan
koran2 itu ke gerobak kecil yang tersambung di sepeda. Kemudian saya kayuh
sepeda itu menuju jalan pertama yang harus saya lewati. Dengan satu buku kecil
ditangan, bertuliskan nama pemilik tiap pintu rumah, saya memulai membagikan.
Alhamdulillah, rumah-rumah yang saya harus bagikan tidak berjauhan dan di
setiap bangunan sudah ada kotak pos berderet , sehingga koran2 itu bisa saya
langsung masukkan kesana. Cara melipat koran yang benar tentu saja tetap harus
latihan, karena tak semua kotak pos memiliki ukuran yang sama. Jadi, hal yang
keliatan mudah belum tentu mudah mengerjakannya, ya ngga ?:D
Ngga Cuma di kotak pos saja,
kadang saya harus menaruh koran itu di depan pintu sang pemilik rumah, bukan di
depan bangunan. Ada juga yang meminta di taruh depan tangga , atau didalam plastik
kecil kemudian digantungkan di pegangan pintu si pemilik .
Mungkin sahabat bertanya-tanya,
bagaimana cara saya masuk kedalam bangunan itu ?
Hal inilah yang membuat salut
dengan negara ini. Saya di beri serenceng kunci dengan nomor bangunan dari tiap
jalan,sehingga saya bebas masuk ke bangunan yang mana saja. Kunci-kunci ini
saya dapat dari bos saya. Saya kagum. Tingkat kejujuran dan kepercayaan disini
bisa sangat tinggi. Belum pernah saya dengar ada kriminalitas dari system ini.
Oh iya bangunan disini dalam arti
rumah, yang didalamnya ada wohnung sendiri ( sejenis apartment). Jadi tiap
bangunan bisa ada hingga belasan apartment. Dan tidak setiap apartment ingin
dibagikan koran. Jadi saya harus hati-hati supaya tidak salah membagikan koran
dan tidak salah pemilik juga, kalo ngga , pasti ada surat complain di hari
selanjutnya.
Setiap harinya, kira-kira ada 5-6
jalan yang harus saya kelilingi tiap paginya. Untungnya ada peta denah jalan
yang harus saya lewati di tangan. Awal-awalnya saya merasa kerepotan. Pertama,
saya dikejar waktu. Kedua , saya harus selalu memegang peta, buku petunjuk dan
serenceng kunci ditangan kiri. Ketiga, saya harus memegang beberapa koran.
Awalnya sulit, pekerjaan yang hanya dihitung satu jam setiap harinya ternyata
baru bisa selesai dalam waktu 2 jam , kadang lebih, tergantung banyak nya
koran.
Ratusan koran itulah yang
menemani saya setiap pagi, sehingga pada akhirnya saya bisa hafal ratusan nama
orang-orang yang tinggal di kompleks itu :D saya bisa hafal nomor kunci , tak
perlu denah lagi. Selalu ada kepuasan tersendiri saat semuanya lebih mudah.
Tapi perjuangan tidak sampai disitu. Pukul 5.30 pagi, setelah saya selesai ,
saya harus bersiap-siap bergegas melanjutkan pekerjaan internship wajib sebelum
kuliah yg saya harus jalankan di sebuah perusahaan. Pukul 06 pagi saya sudah
harus pergi lagi naik bis ke sana. Pekerjaan dimulai dari pukul 7 pagi hingga
pukul 3 sore.
Tak jarang saya mengeluh lagi,
cape , lelah dan sebagainya. Kok bisa ngeloper ?:D Padahal yang penting halal toh :) Lagipula, bukankah semua kebaikan
yang dilakukan di bulan suci Ramadhan itu adalah ibadah? Tentu saja bukan
kebaikan dunia semata. Jujur, saya bersyukur sekali karena saat itu saya bisa
menjadi peloper koran. Karena saya jadi bisa bangun lebih pagi, untuk tarawih
dan bertemu meminta rejeki kepada sang Khaliq. Jam 3 pagi sudah subuh.. Kalau
saja saya tidak meloper saat itu, pasti sulit untuk bangun sahur dan bisa saja
terlambat subuhnya. Semua kebaikan, sesulit apapun pasti ada hikmahnya. Salah satunya
, saya mendapat surat dari universitas tempat saya melamar, kalau saya di
terima. Alhamdulillahirabbilalamin..
Sesungguhnya, ada sesuatu yang
lebih baik yg sudah Allah rencanakan untuk kita semua. Jadi , bersabarlah,
jangan lupa diri sampe2 mengeluh seperti saya dulu hehe..
Kita sering
dengar perkataan, “Allah bersama orang-orang yang sabar” Ini dia ayatnya:
وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
…dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Q.S. Al Anfal: 46).
Jadi, sudah jelas bukan ? La tahdzan,
jangan galau, jangan panik, jangan ragu.
Allah bersama orang-orang yang sabar J Duh sahabat, sebenarnya saya ingin
berbagi pengalaman tentang apa saja yang yang saya lakukan setelah saya
berhenti meloper karena harus pindah. Cuma kok jadi panjang gini ya ceritanya.
Insyaaallah next time saya lanjutkan lagi ya J terima kasih sudah mampir, dan selamat
berusaha dan bersabar ;)
Salam hangat dari Mannheim
Putri
No comments:
Post a Comment