Sunday, 20 April 2014

La tahdzan (Part 2)

Selamat sore sahabat,
lagi pada ngapain nih ? walaupun libur, masih tetap semangat dong ..
suhu udara disini lagi naik turun terus, kadang dingin, kadang panas, baru saja kemarin suhu dibawah 10 derajat, sekarang sudah mencapai 20 derajat lg. jadi harus hati-hati supaya ngga salah kostum dan jaga daya tahan tubuh biar ga sakit :) 

saya denger-denger, di Indonesia juga begitu ya ? lagi sering turun hujan, padahal sekarang bukan musim hujan lg. Alhamdulillah, berarti doa-doa petani dijabah sama Allah. moga-moga ga sampe banjir lagi ya ..

Takut kelamaan lagi , saya mau lanjut hasil tulisan saya sebelumnya , tentang apa saja pekerjaan yang pernah saya jalankan sejak saya ada disini serta manis pahitnya. Buat refresh memory, pekerjaan pertama saya disini adalah loper koran :) Kurang lebih hanya 2 bulan saya meloper karena tahun ajaran baru di universitas sudah dimulai dan artinya saya harus pindah. Pekerjaan ini saya jalankan setelah kurang lebih 4 bulan saya di jerman. My first part time job .

Setelah pindah ke kota baru saya, dimana saya harus mulai dari awal lagi untuk beradaptasi, saya mulai mencari lagi pekerjaan baru. Karena saya tau , tidak mudah mencari perkerjaan di kota yang kita tidak kenal sebelumnya. Saat itu , saya masih menumpang di salah satu rumah teman saya di Mannheim. That's me. Rumah masih numpang , kuliah baru dimulai, malah cari kerja :D ya kan siapa cepat dia dapat .. hehe .
Jadi saya baru bisa pindah ke asrama mahasiswa awal oktober, sedangkan saat itu masih tanggal 23 September 2012. Maka dari itulah saya harus menumpang selama seminggu. Alhamdulillah, teman baru saya itu malah membantu member saran untuk website2 untuk melamar kerja. Jazakillahu khair Nissya J

Setiap hari selesai kuliah, setelah mengurus urusan administrasi , lapor diri , dll, hal yg saya lakukan adalah duduk di depan laptop, menulis surat lamaran kerja yang saya harus kirim lewat e-mail ke si calon bos baru. Tidak hanya itu, saya juga mencoba mendatangi salah satu agentur, sejenis agen pencari kerjaan.  Disana saya harus mengisi formulir dan menjawab beberapa pertanyaan dari mereka. Tapi ini not recommended sebenernya. Karena setelah saya tahu, kalau melamar lewat agentur , gaji pokok akan dikurangi untuk membayar jasa agen. Kadang di waktu-waktu tertentu yang mungkin kita tidak inginkan, kita bisa di telepon oleh agentur itu untuk datang ke si bos. Misalnya buat kerja Spätschicht (malam sampai pagi). Tapi, kalo udah kepepet, ya teman2 tidak saya larang untuk mencoba J  seperti kasus saya ini.

Beberapa hari setelah saya datang ke agen itu, saya mendapat e-mail dari mereka berisi nomor telepon dan alamat pekerjaan sesuai dengan pilihan dari beberapa kerjaan yang saya tulis di formulir saat kesana. Sayang nya, gaji yang tertulis untuk pekerjaan ini tidak banyak. 6 Euro per jam untuk seorang Verpäcker (pengepack/pengemas barang). Awalnya saya berpikir-pikir untuk tetap berusaha mencari pekerjaan yang lain , tapi disisi lain saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Jadilah saya lansung menelepon nomor si bos yang tercantum disana.

Jauh. Itulah komentar pertama saya. Daerah kerja nya berada di kawasan pabrik sehingga cukup sulit menemukan lokasi tepatnya bila tidak pernah kesana sebelumnya. Saat masuk ke sana, saya cukup merasa heran, Karena bukan wajah-wajah orang jerman yang berada di hadapan saya melainkan seperti orang-orang berkebangsaan arab. Saya hanya melihat 2 perempuan, dan sisanya laki-laki.

Dan benar saja, tak lama saya bertemu dengan bosnya yang berasal dari Palestina. Saya salut, mereka yang juga orang asing seperti saya bisa mendirikan sebuah pabrik di negara ini. Tidak banyak yang bos itu tanyakan, saya langsung diterima dengan syarat saya harus melakukan 1 hari percobaan dimana saya belajar apa saya yg akan saya jalani selama bekerja disana. Jadi setelah percobaan ini, saya boleh memutuskan apakah saya ingin lanjut atau tidak. Tentu saja dalam 1 hari percobaan ini, kita belum dibayar karena belum ada kontrak kerja yang ditanda tangani.

Alhamdulillah, mereka mengabulkan permintaan saya untuk percobaan hanya dalam waktu 5 jam. Karena bila saya lanjut , saya pun hanya bekerja 2 kali dalam seminggu, senin pagi 5 jam sebelum perkuliahan siang dimulai dan jumat siang setelah kuliah pagi selesai. Jadi saya tidak harus seharian melakukan percobaan ini. Semasa percobaan , saya didampingi oleh seorang perempuan yang akan menjadi teman kerja saya dan teman dekat saya disana. Pekerjaan yang dilakukan tidaklah sulit bahkan hanya monoton, melipat-lipat kardus kecil dan memasukkan tinta printer kedalamnya.
Jadi saya putuskan lanjut sambil mencari pekerjaan lain yang lebih baik .

Alhamdulillah, ibu, bapak, akhirnya saya dapat kerjaan juga J
Selama beberapa minggu kerja disana, saya merasa nyaman sekali karena tidak hanya didampingi oleh J, tapi jg oleh R yang sudah saya anggap seperti bapak sendiri. Mereka semua ramah-ramah. Dan satu yang baru pertama saya dengar dan saksikan sendiri : Suara Adzan dan Shalat berjama’ah bersama di ruang solat. Masyaallah.. jarang sekali ada pemandangan seperti ini ditengah kami sebagai kaum minoritas.

Kira-kira sudah lebih dari sebulan saya bekerja disana, hanya ada satu hal yang mengganjal. Si bos tidak membuatkan saya perjanjian kerja dan artinya sudah sebulan saya punya Schwarzarbeit (bekerja gelap). Sedangkan disini, semua pekerjaan resmi harus ada hitam di atas putih. Alasannya selalu karena lupa buat contract kerjanya.

Setelah agak lama saya tidak menjadikan lagi permasalahan ini karena menurut saya itu bukan masalah besar selama si bos tetap membayar gaji saya walaupun  tanpa contract. Namun kejadian kedua ini membuat saya sempat sakit hati..

Di satu hari Jum’at, saya berhalangan untuk bekerja karena saya harus mengerjakan tugas kelompok di rumah salah kawan saya yang tinggal di luar Mannheim. Siang harinya, saya member kabar ke bos lewat telepon kalau saya berhalangan hadir untuk hari ini dan baru bisa datang lagi hari seninnya. Tanpa bicara banyak, bos saya hanya bilang ok beberapa kali. Tentu saja saya senang karena pak bos memberi izin tanpa banyak komentar.

Hari Senin, saat saya datang ke tempat kerja pagi-pagi, pak bos belum datang. Pak R yang menjadi pembimbing saya juga bertanya dengan lembut:
“Putri, kamu kemana hari Jum’at? Kok ngga datang seperti biasanya ?”

“Putri ada kerja kelompok pak di rumah tmn, tp saya sudah telepon pak bos kok”

Pak R mengangguk-angguk tersenyum dan langsung memberikan pekerjaan seperti biasanya. Siangnya, sebelum saya berangkat ke kampus, pak bos datang dan menghampiri saya dan berbicara dengan nada ketus :
“Kamu kemana hari Jum’at? Kok ga datang ? Kamu tau ga, yang kamu lakukan itu tidak baik. Kasian tuh pak R jadi kewalahan…”

“Loh kan saya sudah tlp bapak hari Jum’at dan bapak bilang ok ?”

“Ngga, kamu ga kasih kabar ……………”

Duh gustiii.. sedih banget rasanya. Sedih karena saya merasa saya sudah merepotkan pak R yang saya sudah saya anggap seperti bapak sendiri. Sedih, karena saya tidak berbohong tapi kenapa saya harus disalahi.. Sedih juga, karena ini adalah pekerjaaan yg baru saya dapati. Seketika saya merasa tidak nyaman, apalagi bos menghampiri saya di depan teman-teman kerja lainnya.  Berkali-kali saya hanya bisa meminta maaf kepada pak R karena sudah merepotkan.

Saat perjalanan ke kampus, saya berpikir-pikir , rasanya saya harus belajar bahasa jerman dengan benar. Mungkin saja, apa yang saya katakana di hari jum’at itu tidak jelas sehingga menjadi salah paham .Saya tidak ingin su’udzan..
Tekad saya sudah bulat. Hingga pada akhirnya saya dengan perasaan sedih karena harus berpisah dengan J dan pak R, saya putuskan berhenti..  Tapi saya pada saat itu yakin itu adalah keputusan terbaik. Sempat saya bertanya-tanya, kenapa ini harus terjadi, padahal baru saja saya mendapat kerja.

Ya disinilah letak pahitnya pekerjaan baru saya, tapi percayalah sahabat , Allah sudah mengatur rejeki kita. Jadi , jangan pernah berprasangka buruk kepadaNya. Apapun yang Allah sudah rencanakan, pasti itu lebih baik.  Jangan takut harus memulai dari awal lagi, karena Allah SWT pasti sedang memberikan petunjuk asalkan kita senantiasa bertawakal kepadaNya. Coba renungkan ayat ini :



“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (ath-Thalaq, 65: 2-3)

Sudah lega kan sekarang ? J Karena itulah saya percaya karena setelah kejadian yang cukup membuat saya sedih pada awalnya , ternyata mendatangkan kesenangan yang saya tidak duga-duga.

Sahabat, rasanya cerita berikutnya lagi-lagi harus bersambung lagi. Ngga apa-apa dong, artinya ada kesempatan untuk kita bertemu lagi InsyaAllah. Tetap semangat ya mengakhiri akhir pekan ;)






Salam hangat dari Mannheim



Putri

No comments:

Post a Comment