Monday, 28 April 2014

La tahdzan (Part 3)

Selamat malam sahabat,
yuk kita langsung mulai cerita part 3 nya :D Kok awalnya ga enak banget ya malah ga ada basa-basi. Setelah di ingat- ingat lagi, ternyata sebelum pekerjaan jadi penge-pack barang, saya pernah kerja lagi di Hannover. Satu pekerjaan yang paling saya suka , tapi karena ini pribadi antara saya dengan yg memberi kerja, jadi saya ga bisa cerita banyak. Tapi intinya happy ending kok (duh jadi ngelantur gini) hehe.

Jadi , setelah saya berhenti , memutuskan keluar dari pekerjaan di pabrik  itu, saya mulai menyibukkan diri dengan melamar-lamar lagi. Lagi-lagi laptop yang loading nya sudah semakin lama ini, senantiasa setia menemani saya mengejar harapan..
Entah sudah berapa banyak lamaran yang saya kirim, hingga saya lupa saya sudah melamar ke mana, datanglah telepon pertama yang sayang nya tidak saya angkat karena saya sedang dikelas. Sore hari kira-kira pukul 3 sore, saya telepon balik nomor itu, dan terdengarlah suara seorang laki2 dari seberang sana yang ternyata adalah calon bos saya.

“Guten Tag, hier spricht Julita. Sie haben mich heute morgen angerufen?”
(selamat siang, Julita disini. Anda tadi pagi telepon saya ?)

“Selamat siang. Ya, bu Julita. Anda beberapa hari yang lalu melamar di perusahaan kami ?”

“Oh, iya benar. Maaf kalo boleh saya tau perusahaan apa ya ? dan di bidang apa ?” Tanya saya lagi.

Tulalit tulalit.. Yang tulalit disini bukanlah komunikasi pada saat itu sahabat, tapi pertanyaan saya. Saya yang melamar tapi saya yang nanya dibidang apa, jadi apa , dsb :D untungnya si calon bos saya baik banget. Beliau menjawab pertanyaan saya dan menyatakan maksudnya untuk mengundang saya interview. Masyaallah, saya yang ga nyangka-nyangka rasanya seneng banget walaupun baru interview, karena berarti selangkah maju, yeah J

Perusahaan ini ternyata adalah Restaurant atau kantin perusahaan. Jadi mereka menyediakan berbagai snacks, sarapan dan makan siang untuk ratusan orang yang bekerja di perusahaan ini. Siang itu, dengan mencoba percaya diri saya datang ke sana. Tempat nya memang agak jauh dari rumah , harus naik tram dan transit menggunakan bis. Karena berada di kawasan industri, sayang nya cuma bisa pakai bis untuk menuju ke lokasi .

Saat saya masuk kesana,saya langsung disapa oleh petugas kasir. Beliau segera memanggil si bos dan saya diminta duduk dan menunggu. Tak lama sang bos datang, tidak hanya membawa kertas-kertas tapi juga 2 gelas minuman. Jarang-jarang ya ada bos seperti ini. Yang ada, biasanya bos panggil orang untuk dibawakan minuman. Iya kan ? Tapi bos saya ini lain daripada yg lain J Seperti yang sudah saya duga dari hasil perbincangan singkat di telepon itu, beliau memang sangat ramah.. Bahkan rasa nervous saya pun perlahan bisa hilang.

Setelah pak bos mengajukan beberapa pertanyaan tentang saya , beliau langsung menjelaskan : Jadi , nanti anda bekerja di sini di dapur bersama teman2 kerja lainnya menyediakan makanan pembuka, main dishes dan desserts jg. Selain itu juga membantu cuci piring dengan bantuan mesin, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang kita lakukan bersama-sama. Karena kita ini satu team.
Terakhir beliau bertanya : Jadi bagaimana, anda bisa kan kira2 bekerja kira-kira 15 jam per minggu ?

Alhamdulillah, kirain bakal diseleksi lagi dengan pelamar lainnya. Tapi saya langsung diterima, sahabat. Dan beliau memberi kesempatan kepada saya untuk menentukan waktu nya , selama itu masih di jam buka restaurant. Saya diberi banyak sekali surat contract kerja yang saya harus saya bawa pulang untuk diisi dan dikirim kembali lewat pos.
Küchenhelferin atau petugas pembantu di dapur restaurant itu Alhamdulillah saya dapatkan. Dan yang saya syukuri, contract nya berlangsung sampe desember tahun selanjutnya yang artinya kalau saya suka dengan pekerjaannya , saya tidak perlu repot-repot lagi mencari pekerjaan baru.

Untuk bisa menjadi Küchenhelferin  ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Saya belum bisa memulai pekerjaan kalau belum punya Bescheinigung dari Gesundheitsamt . (Surat pernyataan dari kantor kesehatan). Jadi di surat ini, kita harus tanda tangan kalau kita di kantor kesehatan itu telah dibimbing dan tahu apa yang harus dilakukan sebelum dan sesudah bekerja juga dalam pekerjaan yang berkaitan dengan kesehatan pekerja dan customer. Apa yang saya lakukan dalam pembimbingan tersebut harus juga dirahasiakan, oleh karena itu surat ini sangat penting.  Ternyata eh ternyata, bekerja di dapur tidak semudah membalikkan tempe goreng dengan tangan kanan :D

Karena membutuhkan berbagai proses pelengkapan dokumen, bikin janji di kantor kesehatan, sampai dapat surat nya , dll, saya harus menunggu cukup lama. Terlebih lagi, akhir tahun sudah hampir datang dan di bulan desember juga banyak sekali hari libur. Jadi pak bos meminta saya untuk memulai kerja bulan Januari. Saya yang saat itu bulan Januari sedang banyak-banyak nya ujian, meminta untuk memulai awal Februari.. Jadi terus mengundur waktu, ga apa-apa lah , yg penting ga harus duduk lama ngetik2 lg J

Oh iya, sebelum saya mulai bekerja, saya juga harus melakukan satu hari Probe. Artinya harus percobaan lagi, jadi sebelum contract nya jadi, kalo ga suka sama pekerjaannya, kita berhak untuk ngga lanjut kalo ga suka.
Dari semua pekerjaan yang udah saya jalankan, yang saya paling suka dari pekerjaan ini adalah saya dan pekerja lainnya harus pakai kostum koki :D seragam maksudnya. Lucunya, saya harus pakai baju koki yang super kegedean karena mereka ga punya baju ukuran kecil untuk pekerja baru. Baju dengan ukuran yang sesuai baru akan dikiirim kalau saya sudah menjadi pegawai tetap. Yah , mau kumaha deui , mau ga mau jadi kaya orang-orangan sawah XD. Tapi semua perjuangan butuh pengorbanan bukan ?

Hari pertama saya dibimbing sama seorang ibu yang berasal dari Filiphin , tapi sudah lama tinggal di Jerman dan mempunyai seorang anak laki-laki. Kesan pertama ramaaah banget. Pertama aku ke dapur, aku disapanya bukan dengan bahasa Jerman tapi bahasa inggris. Jadi lah kami melanjutkan dengan bahasa inggris. Ada perasaan tidak enak sebenarnya dengan pekerja yg lain, tp yg mulai kan si ibu duluan ya.. XD

Jujur, aku suka dengan pekerjaannya, pekerjaan yang memang selayaknya untuk perempuan. Hal yang aku lakukan hari itu hanya menyiapkan makanan penutup, salat, pudding, bedanya bukan untuk sekelompok kecil, melainkan untuk jumlah yang banyak , ratusan org. jadi ibu JO pun sudah  menjelaskan dari awal , kalau bekerja disini yang paling utama itu hati-hati, apalagi berhubungan dengan pisau. Dan yang kedua, kecepatan dan ketepatan. Jumlah nya kurang lebih harus sama rata, kalau satu jenis makanan sudah hampir habis di tempat pembagian, kita harus cepat sediakan lagi. Buat saya sendiri, intinya seru J

Oh iya sahabat, sebenarnya di setiap perjanjian kerja di Jerman, ada sebuah surat pernyataan kalau kita tak boleh menceritakan apa yang sudah dilakukan dalam bekerja, jadi saya ga bisa cerita lebih jauh, yang pasti kan sudah jelas kalau di dapur restaurant itu dengan seragam koki, kerjanya ya siapin makanan, bukan ganti lampu yang putus ya XD

Namun yang namanya jalan, pasti ada belok kanan kiri, tidak selamanya lancar. Ada kalanya ada masalah, atau kesalahpahaman dalam bekerja. Karena banyak kosa kata baru tentang hal per-dapuran yang baru saya dengar, tak jarang saya salah. Salah melakukan hal yang disuruh atau salah membawa alat, misalnya diminta bawa alat pengaduk, saya bawa centong :D Syukurnya, 2 koki utama yg juga banyak bekerja dengan saya super baik, apalagi pak koki R pernah punya teman koki juga dari Bali, jadi dia benar-benar terbuka kalau bicara, ngga segan2 ngajarin verb atau noun yang baruJ Ngomong-ngomong , 2 koki di restaurant ini dua-duanya laki-laki, yg perempuan hanya sebagai assistant koki aja, atau bekerja di kasir dan pembagian makanan.

Oh iya sahabat, saya sampai lupa, padahal tadi baru cerita lagi probe(percobaan ya). Ya jadi intinya saya lanjutkan bekerjanya . Permasalahan bahasa antara saya dan JO yang sering menggunakan bahasa Inggris akhirnya diprotes halus sama salah satu teman kerja disana. Saat di meja makan , dia mengutarakan pendapat kalau sebaiknya kita bicara dalam bahasa jerman, karena mereka ingin negara mereka dihargai, apalagi kita bekerja di negara tersebut. Itulah mereka, kalau ada aja satu hal yang “mengganjal” buat mereka, mereka terbuka dan berani bicara.

Hal terberat pas lagi kerja itu siang nya, karena setelah ngga banyak lagi customer yg ada, saya bekerja berdua dengan JO mencuci piring, gelas, dan peralatan lainnya dengan bantuan mesin berjalan. Tapi ngga semudah itu. Mesin penjalan cuma bisa mencuci aja, tetap kami yg harus menyusun perkakas yg kotor tersebut dan saya dibagian mengeringkan. Lagi-lagi sebenarnya bukan susah, tapi belum biasa karena jumlahnya yang banyak, jadi mikirnya cuma satu : ini kapan abisnya yak :D
Tantangan lainnya saya harus siap2 jelasin kalo saya selama bekerja disana jadi vegetarian, karena kehalalan makanannya diragukan jadi harus hati-hati. J

Sudah lama juga saya bekerja disana, kemudian sempat vakum karena musim ujian. Setelah ujian, tepatnya saat bulan puasa di musim panas itu, lagi-lagi Allah kasih saya kenikmatan dengan rezekiNya memberi saya pekerjaan . Godaan yang langsung terasa karena sepanjang hari berada di dapur , dan menjawab pertanyaan dari orang-orang kenapa saya tidak makan, tidak menjadi penghalang buat saya. Niat saya bulat, ada satu hal kecil yg saya cita-citakan dari rezeki atas hasil keringat dan jerih payah saya sendiri serta berkah dari ya Maha Pemberi Rezeki.

Alhamdulillah, semakin saya sadar kalau saya tidak mengambil keputusan yang salah dari berhenti pekerjaan sebelumnya. Kira-kira 1 tahun saya bekerja disana , walaupun cuma pas liburan aja. Akhir Desember 2013, contract kerja saya disana habis. Saat itu, saya lagi musim ujian , jadi ga punya waktu banyak untuk mengurus dokumen lagi. Jadilah saya ikhlaskan tidak melanjutkan dengan harapan mendapat pengganti yang lebih baik.

Mungkin teman-teman bertanya, apa saya disini cuma bekerja aja. Kenapa saya sekarang bercerita tentang pekerjaan. Entah semenjak saya kuliah disini, saya selalu ingin punya pekerjaan disamping kuliah. Karena selalu hadir rasa syukur atas apa yg bisa didapatkan dengan hasil tangan sendiri. Memang benar, manusia itu tidak pernah puas. Tapi selama itu menuju arah yang baik , kenapa ngga. Satu yang sepatutnya ngga kita lupakan. Bersyukur. Jangan sampai tidak sabaran dan menginginkan perubahan secepatnya tanpa usaha. Semuanya kan butuh proses, usaha , dan doa, begitukan sahabat ?  


Yuk belajar ayat nya sama-sama J


Quran, Surah An-Nahl, Ayat 114

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah (An-Nahl:114)

Ada bonus satu lagi :


Quran, Surah Ibrahim, Ayat 7

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah(nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (Q.S Ibrahim : 7 )

Jadi sudah jelas, bagi yang selalu bersyukur atas segala pemberian nikmat Allah, akan ditambah nikatnya dalam hidup J Orang-orang yang bersyukur lah yang selalu merasa bahagia karena mereka bahagia. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersyukur, aamiin..

Sahabat, cerita pengalaman kerja saya masih ada lagi sebenarnya. Tapi untuk bagian ini diakhiri dulu sampai disini ya, takut malah jadi kaya sinetron kalo harus bersambung lg, hehe.. Insyaallah pengalaman-pengalaman berikutnya akan saya tulis lagi. Jangan lupa semangat ya ! J





Salam hangat dari Mannheim



Putri

No comments:

Post a Comment