Friday 18 April 2014

La tahdzan (Part 1)

Selamat sore sahabat,
saya kembali lagi. Alhamdulillah, akhir-akhir ini banyak sahabat lama saya yang kembali menyapa, sahabat-sahabat lama yang dalam kurun waktu bertahun2 tak terdengar kabarnya. tentu saja karena saya yang memang seringkali menghilang karena banyak nya tugas2 dari sekolah dan TA(Tugas Akhirat) :) yang saya harus jalani setiap harinya. Jujur saja, tali silaturahmi yang kembali tersambung menambah semangat saya untuk bisa segera selesai kuliah dan ingin kembali ke tanah air sesuai janji saya pada orang tua.

Mengingat banyak nya pertanyaan yang selalu jadi bahan perbincangan, rasanya saya ingin berbagi pengalaman supaya bisa saling mengingatkan lagi :) Salah satu pertanyaan yang selalu ada yakni :
"Put, kamu disana dapat beasiswa ya ?" yang ini, saya hanya bisa mengaminkan ..
dilanjutkan dengan pertanyaan :
"Put , kamu kerja ga disana? kerja apa? gimana kerja nya ? gimana cara mencari kerjanya ?"

Baiklah, kali ini akan saya mulai dari bawah, pekerjaan apa saja yang pernah saya jalankan beserta manis pahitnya. 

Pagi hari itu, ditengah bulan puasa di musim panas, setiap sekitar pukul 3 atau 4 pagi hingga matahari terbit, dimana pada saat itu pukul 3 pagi sudah subuh, saya harus memulai aktivitas baru. Bermodalkan sepeda ungu dan gerobak kecil di belakangnya, saya bergegas menuju kawasan baru itu. Koran-koran yang saya harus antarkan sebelum pukul 6 pagi sudah memanggil meminta diantarkan kepada tuannya. Ya, inilah pekerjaan pertama yang saya dapat semenjak saya berada di negara baru ini. menjadi Zeitungausträgerin atau bahasa kerennya loper Koran.

Dengan cepat saya pindahkan koran2 itu ke gerobak kecil yang tersambung di sepeda. Kemudian saya kayuh sepeda itu menuju jalan pertama yang harus saya lewati. Dengan satu buku kecil ditangan, bertuliskan nama pemilik tiap pintu rumah, saya memulai membagikan. Alhamdulillah, rumah-rumah yang saya harus bagikan tidak berjauhan dan di setiap bangunan sudah ada kotak pos berderet , sehingga koran2 itu bisa saya langsung masukkan kesana. Cara melipat koran yang benar tentu saja tetap harus latihan, karena tak semua kotak pos memiliki ukuran yang sama. Jadi, hal yang keliatan mudah belum tentu mudah mengerjakannya, ya ngga ?:D

Ngga Cuma di kotak pos saja, kadang saya harus menaruh koran itu di depan pintu sang pemilik rumah, bukan di depan bangunan. Ada juga yang meminta di taruh depan tangga , atau didalam plastik kecil kemudian digantungkan di pegangan pintu si pemilik .

Mungkin sahabat bertanya-tanya, bagaimana cara saya masuk kedalam bangunan itu ?
Hal inilah yang membuat salut dengan negara ini. Saya di beri serenceng kunci dengan nomor bangunan dari tiap jalan,sehingga saya bebas masuk ke bangunan yang mana saja. Kunci-kunci ini saya dapat dari bos saya. Saya kagum. Tingkat kejujuran dan kepercayaan disini bisa sangat tinggi. Belum pernah saya dengar ada kriminalitas dari system ini.

Oh iya bangunan disini dalam arti rumah, yang didalamnya ada wohnung sendiri ( sejenis apartment). Jadi tiap bangunan bisa ada hingga belasan apartment. Dan tidak setiap apartment ingin dibagikan koran. Jadi saya harus hati-hati supaya tidak salah membagikan koran dan tidak salah pemilik juga, kalo ngga , pasti ada surat complain di hari selanjutnya.

Setiap harinya, kira-kira ada 5-6 jalan yang harus saya kelilingi tiap paginya. Untungnya ada peta denah jalan yang harus saya lewati di tangan. Awal-awalnya saya merasa kerepotan. Pertama, saya dikejar waktu. Kedua , saya harus selalu memegang peta, buku petunjuk dan serenceng kunci ditangan kiri. Ketiga, saya harus memegang beberapa koran. Awalnya sulit, pekerjaan yang hanya dihitung satu jam setiap harinya ternyata baru bisa selesai dalam waktu 2 jam , kadang lebih, tergantung banyak nya koran.

Ratusan koran itulah yang menemani saya setiap pagi, sehingga pada akhirnya saya bisa hafal ratusan nama orang-orang yang tinggal di kompleks itu :D saya bisa hafal nomor kunci , tak perlu denah lagi. Selalu ada kepuasan tersendiri saat semuanya lebih mudah. Tapi perjuangan tidak sampai disitu. Pukul 5.30 pagi, setelah saya selesai , saya harus bersiap-siap bergegas melanjutkan pekerjaan internship wajib sebelum kuliah yg saya harus jalankan di sebuah perusahaan. Pukul 06 pagi saya sudah harus pergi lagi naik bis ke sana. Pekerjaan dimulai dari pukul 7 pagi hingga pukul 3 sore.

Tak jarang saya mengeluh lagi, cape , lelah dan sebagainya. Kok bisa ngeloper ?:D Padahal yang penting halal toh :) Lagipula, bukankah semua kebaikan yang dilakukan di bulan suci Ramadhan itu adalah ibadah? Tentu saja bukan kebaikan dunia semata. Jujur, saya bersyukur sekali karena saat itu saya bisa menjadi peloper koran. Karena saya jadi bisa bangun lebih pagi, untuk tarawih dan bertemu meminta rejeki kepada sang Khaliq. Jam 3 pagi sudah subuh.. Kalau saja saya tidak meloper saat itu, pasti sulit untuk bangun sahur dan bisa saja terlambat subuhnya. Semua kebaikan, sesulit apapun pasti ada hikmahnya. Salah satunya , saya mendapat surat dari universitas tempat saya melamar, kalau saya di terima. Alhamdulillahirabbilalamin..

Sesungguhnya, ada sesuatu yang lebih baik yg sudah Allah rencanakan untuk kita semua. Jadi , bersabarlah, jangan lupa diri sampe2 mengeluh seperti saya dulu hehe..

Kita sering dengar perkataan, “Allah bersama orang-orang yang sabar” Ini dia ayatnya:

وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
…dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Q.S. Al Anfal: 46).

Jadi, sudah jelas bukan ? La tahdzan, jangan galau, jangan panik, jangan ragu.
Allah bersama orang-orang yang sabar J Duh sahabat, sebenarnya saya ingin berbagi pengalaman tentang apa saja yang yang saya lakukan setelah saya berhenti meloper karena harus pindah. Cuma kok jadi panjang gini ya ceritanya. Insyaaallah next time saya lanjutkan lagi ya J terima kasih sudah mampir, dan selamat berusaha dan bersabar ;)






Salam hangat dari Mannheim


Putri







No comments:

Post a Comment