Saturday 3 January 2015

Teruntuk Malaikatku..

Assalamualai’kum wr.wb,
Duhai malaikat penghias surga, bagaimana kabarmu?
Rasanya sudah lama sekali aku tak berbicara lewat sebuah kalam kepadamu,  sekedar memberi kabar, bahwa putri mu ini berada dalam keadaan sehat wal’afiat dan insyaAllah selalu dalam lindungan Allah SWT.

Ma, ku harap air mata yang pernah bahkan seringkali ku hadirkan di wajah halusmu itu kini telah berganti dengan untaian demi untaian senyuman. Ku harap, apa yang saat ini aku  capai dapat membuat wajah yang selalu kau hiasi wudhu itu kini semakin bercahaya. Bukan dengan maksud dunia semata, melainkan aku pinta senyum itu sebagai symbol, semoga Allah selalu meridhai langkah ku disini, langkah perjuangan mengawali sebuah kehidupan baru seperti saat kau berjuang membawaku ke dunia, mendidikku dan membesarkanku dengan kelembutan dan keikhlasanmu.

Ma.. ku harap, hati yang dulu sering aku sakiti kini telah menemukan obatnya. Raga yang sampai saat ini masih belum bisa berdekapan, jiwa yang terpisah diantara dua benua, semoga masih bisa terikat satu dalam ikatan doa di setiap sujud menghadapNya. Duhai malaikatku, semoga cahaya cinta di hati kita, cahaya cinta atas cinta kita kepadaNya, tak pernah redup meski zaman semakin berubah, semoga kita tetap istiqomah.

Ma, lewat selembar kertas putih ini, ingin sekali aku berterima kasih kepada mama. Terima kasih telah mengizinkanku berada di negara 4 musim ini. Meski aku tau beratnya perasaan mama meninggalkan seorang putri manja berkelana ke sebuah negeri baru, yang aku sendiri saat itu belum tau seluk beluk kehidupan orang-orang di dalamnya. Meski aku tau hati mama saat itu sakit, sama seperti yang aku rasakan, memohon maaf kepada sang Ilahi, bersama sang hati, bila hari itu harus menjadi pertemuan terakhir kita. Bertanya-tanya dalam keraguan , apakah ini pilihan yang terbaik.

Ibunda ku yang ku sayangi, terima kasih atas kepercayaan itu. Satu kepercayaan yang mampu mengalahkan keraguan dan kebimbangan dalam hati. Karenamu ma, aku berani, karena mu aku selalu bersemangat menggapai cita-citaku dalam mencicipi kebesaran ilmuNya. Di sebagian tanah milikNya yang keindahannya mampu membuat ku tak henti mengucap asma Nya. Keajaiban kepercayaan itu membuat ku yakin, bahwa aku masih berada di bumi Allah dan setiap langkahku, tidak ada satupun yang luput dari pandangan Nya.

Terima kasih mama.. terima kasih.. terima kasih atas setiap kata yang terucap dari bibirmu, setiap ayat yang kau lantunkan, yang atas kuasaNya mampu membuatku tegar dan berdiri kembali, seakan masalah-masalah kehidupan perlahan mundur , berbalik arah menjadi manisnya pengalaman. Terima kasih atas setiap perhatianmu ma, atas setiap tetesan keringat dan jerih payahmu menghidupiku di negara putih ini. Yang dengan keridhaanmu mampu menyulap dinginnya sang salju menjadi sehangat surga.

Terima kasih duhai matahariku.. Rasa sayang di hati ini, rasa terima kasih yang tak terbilang, tak akan pernah mampu menggantikan perjuangan mu, ma. Ibuku yang terkasihi, izinkanlah doa-doa dari kesucian hatimu terus mengalir di setiap aliran darahku. Izinkan aku menyelesaikan tanggung jawabku untuk menyelesaikan langkah-langkah hidup baruku, izinkan aku pada waktunya bersimpuh di hadapanmu, di surga Nya, di telapak kakimu.. menghapus air mata masa lalu itu, mengukir senyuman penghapus peluh.
Atas semua pengobanan suci atas nama seorang ibu, izinkan kami berdua bersatu kembali di JannahMu, duhai Rabbku, Kekasih hatiku..
Semoga mama senantiasa di limpahkan kebahagiaan oleh Allah SWT.

Wassalamualaikum wr.wb


Putrimu yang menyayangimu ~


Mannheim, Jerman, 26.12.2014

No comments:

Post a Comment