Saturday 11 April 2015

a little thing called FEAR..





Assalamualaikum wr wb, sahabat2ku di belahan bumi , dimanapun sahabat berada..

Jujur aja dua hari ini, aku sempat takut keluar rumah karena suatu hal yang baru-baru aja terjadi. Sebenernya, ga terlalu penting untuk diceritakan. Tapi, bukankah sudah seharusnya sama2 saling memperingati dan sama-sama belajar?

Kemarin siang, aku yang memang selalu keluar rumah mepet dengan jadwal tram ke arah kota, lagi-lagi ketinggalan karena aku masih suka lupa kalau di satu halte setelah rumah lagi ada perbaikan jalan tram, jadi jadwal tram ke arah Rheinau yang melewati pusat kota itu dimajukan satu menit, karena di halte itu, tram tidak bisa berjalan cepat. Jadilah aku ketinggalan satu menit yang sangat bermakna itu. karena kalo bukan mepet , kalo ngga lari-lari, bukan putri namanya :D

Karena tidak lama datang tram ke arah sebaliknya, tanpa pikir panjang aku naik saja. Karena aku juga harus ke bank untuk mengurus suatu hal. Setelah selesai, di halte dekat bank itu aku masih harus menunggu kira-kira 6 menit lagi. Aku duduk dan membaca sesuatu di tabku krna ada hal yg belum aku selesaikan. Tak lama, datanglah seorang pemuda dengan sepeda . dan tasbih di tangannya. Ia yang juga menunggu tram, duduk dengan beberapa jarang di sebelahku. Aku di sana hanya bisa terkagum dalam hati, karena ia terus menyebut asma Allah sambil memegang tasbihnya.

Tanpa aku sadari, ternyata ia memperhatikan juga apa yang sedang aku baca dan mengomentarinya. Singkat nya, ia menanyakan namaku. Aku hanya menjawab dengan singkat. Lalu ia pun memperkenalkan diri, sampai... ia menyebutkan :

„Mein Name ist H. Ich wohne hier mit meinem Vater, meine Mutter, und .. ich bin noch nicht verheiratet,“ (Namaku H. Aku tinggal disini bersama keluarga dan.... aku belum menikah *masih single*)

Aku cukup kaget mendengar pertanyaannya. Karena aku sama sekali tak bertanya tentang hal itu. Dan juga, aku pernah belajar, bahwa orang yang lahir dan tinggal disini sangat tidak suka bila harus ditanya tentang statusnya.  Sampai disini , aku mulai curiga, teringat kejadian di Hannover dulu, aku panik, aku takut. Alhamdulillah tak lama, tram pun datang. Aku naik di bagian tengah tram. Karena aku tau , penumpang dengan kereta biasanya harus naik paling depan dengan space yg lebih besar.

Aku pun kembali menyibukkan diri dengan membaca di tab ku. Baru aja aku duduk, aku sadar dia menghampiriku dan duduk di kursi penumpang sebelah kananku. Aku yang saat itu tambah takut, masih terus pura-pura membaca tanpa menoleh sedikitpun. Sudah 4 halte terlewati, 5 menit, aku sadar bahwa seseorang memperhatikanku, tapi aku tak punya keberanian sedikitpun untuk menoleh atau sekedar melihat jalan. Aku terus membaca.. membaca.. walaupun sebenarnya konsentrasi ku sudah buyar..

Hingga akhirnya….

“Hallo, ini aku lagi” sapanya..

„eh, maaf aku ga liat , tadi lagi baca“

„Kamu kuliah di Mannheim?“ tanya nya..

„iya, nih disini“ (sambil menunjuk kampusku, yang memang tepat saat dia bertanya, tram sedang berhenti di halte kampus)


~~~aku kesal sama diri sendiri. Kenapa aku harus kasih tau itu.. kenapa aku bisa sepolos itu, apalagi ke orang yg baru aja dikenal.. ~~~

„Wah.. nice to meet you. Aku juga tinggal di deket sini .” jawabnya.

Tambah takutlah aku.. gimana kalau aku besok-besok ketemu org ini lagi?

„kamu mau kemana?“ tanyanya lg.

„mau ke perpus..“ (kenapa harus aku jawab lagi L )

„Kalau kamu mau, kita bisa ketemuan lg kapan2.. bisa jalan bareng“ tambahnya..

„Hm.. maaf tapi semester ini aku lagi sibuk banget. Banyak hal yang harus aku selesaikan“ (walaupun ga tegas-tegas banget, tapi seengganya, aku bisa mengelak. Tapi sayangnya ga sampai situ).

Ingin rasanya cepat2 turun dari tram. Tapi udah terlanjur bilang mau ke perpus.

„Oh, oke ga apa2. Tapi aku minta nomor hp kamu ya..“

Oke, sampe disini.. aku ga terlalu memikirkan rasa takutku lagi.. berbalik menjadi rasa sedih. Sedih membayangkan ia yang selalu melangkah dengan tasbih di tangannya, dengan nama Allah di dadanya, sedih..karena ia seorang muslim.. Tapi kenapa ia msh tak mengenal bagaimana islam memuliakan wanita...


Aku pun memberikan nomor tab ku padanya, dengan harapan, semoga dia bisa sadar atas kekhilafannya, bila memang dia berani menghubungiku lewat tlpn. Bukan.. bukan aku yang menyadarkan, aku ingin dia sadar lewat Kalamullah.. lewat surat cinta Nya yang maha dahsyat itu.


Sahabat, aku jadi mikir, bukankah ngga ada yang salah dengan mencari jodoh? Menikah memang sunah nabi yang sangat dianjurkan bahkan, ia adalah penyempurna agama.. Tapi, bukankah sebuah pernikahan haruskah di dasarkan cinta dan semata-mata ridho kepada Allah SWT? Seperti sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam :

“Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia menikah, karena ia (menikah) dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu (menikah) hendaknya ia berpuasa, sebab ia (puasa) dapat mengendalikan (hawa nafsu) mu.”


Lalu bagaimana kalo cara mencari jodohnya saja sudah salah.. minta nomor hape, nanya ini itu, ngajak nge date pula .. Kenapa harus takut kalau semuanya aja sudah tertulis di lauhul mahfudz..

Akhirnya, setelah orang itu tanya nomor telepon, dia turun dari tram.. kenapa ga dari tadi ^^

Intinya, dari kejadian ini aku banyak belajar. Belajar untuk lebih berhati-hati, dan belajar supaya rasa takut ku ini ga menjadi rintangan atau bahkan melebihi rasa takutku kepada Allah SWT.


"Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pemeliharanya. Kalau Allah menghendaki, niscaya dimusnahkan-Nya kamu semua wahai manusia! Kemudian Dia datangkan (umat) yang lain (sebagai penggantimu). Dan Allah Mahakuasa berbuat demikian" QS An Nisaa : 132-133


Jadi.. ga perlu juga sebenernya malah kirim pesan ke sahabat2 rumahku kemaren dan sahabat2 lainnya :D ganggu aja. padahal ga darurat2 bgt kan.. hehe..

Supaya ceritanya ga kemana2 , cukup sampai disini dulu ya.. Kepada sahabat2ku.. terutama yg perempuan, tetap waspada ya. Ucapan ibu ada benarnya. Walaupun sudah bertahun2 di negara baru, kalau belum tau seluk beluknya, tetap harus berhati-hati. And the last, don’t be panic or even afraid if you have to face such situation. Because.. Innallaha ma ana J





Gute Nacht aus Mannheim.



10.04.15

No comments:

Post a Comment